Dimas Rangga Wardhama dan Niken Parwati, ST., MM.
Pendahuluan
Penggunan model bisnis canvas merupakan salah satu cara termudah bagi pengusaha pemula (startup) dalam mendalami, menganalisis, dan membuat keputusan untuk bisnisnya. Lean Canvas yang direformulasikan oleh Ash Maurya berdasarkan Bisnis Model Canvas dari Alexander Osterwalder, bahkan dapat membuat pengusaha lebih mudah lagi dalam menggambarkan dan menganalisis bisnis modelnya.
Tajeer Inkubator Bisnis adalah inkubator yang dimiliki oleh Universitas Al Azhar Indonesia, dan telah membina tenant-tenant yang berasal dari mahasiswa maupun alumni selama kurang lebih 3 tahun. Salah satu materi penting yang diajarkan ke para tenant adalah penggunaan materi Lean Canvas ini. Karena banyak dari tenant tajeer yang harus mempresentasikan produknya dalam bentuk business pitching. Dan Lean Canvas juga merupakan sarana praktis mempresentasikan bisnis yang dimiliki tenant ke investor.
Pembahasan
Smoked Well merupakan salah satu usaha mikro yang bergerak di bidang kuliner dengan daging asap, yang berdiri sejak bulan April 2020. Dimiliki oleh alumni Teknik Industri UAI. Smoked Well merasakan bahwa salah satu kendala bisnisnya adalah masih sedikitnya jumlah pembeli. Dan mereka ingin menelaah lebih dalam masalah apa yang ada dalam bisnisnya untuk dapat menaikan penjualan.
Untuk itu Smoke Well mencoba menggunakan Lean Canvas dalam menguraikan dan menganalisis model bisnisnya. Dalam pembuatan bisnis model ini ini, data untuk mengisi blok customer segment, problem, value proposition dan channel disebarkan kuesioner kepada 103 responden. Sedangkan mengisi blok key metric, unfair advantage dan solution didapat dengan melakukan wawancara kepada pemilik Smoked Well.
Lean Canvas
Seperti telah dijelaskan sebelumnya Lean Canvas merupakan modifikasi Ash Maurya dari business model canvas (BMC) yang diciptakan oleh Alexander Osterwalder. Beberapa pembahasan mengatakan bahwa BMC lebih tepat digunakan oleh perusahaan yang sudah lebih stabil dan berkembang, sedangkan Lean Canvas lebih berfokus pada pengusaha mula (start up).
Elemen-elemen Lean Canvas
Customer Segments
Menurut Tim Clark dan Bruce Hazen, customer segment adalah grup pelanggan yang dituju oleh perusahaan karena sesuai dengna value proposition perusahaan.
Dari kuesioner yang telah dibuat diperolah data segmentasi demografis dan geografis bahwa target pelanggan Smoked Well di dominasi oleh laki-laki dengan umur 21 sampai 25 tahun dengan pekerjaan karyawan, pengeluaran untuk makan di luar rumah sebesar Rp. 501.000,- sampai Rp. 1.000.000,- dan memiliki frekuensi membeli produk daging asap sebanyak 1 sampai 3 kali dalam waktu satu bulan.
Problem
Ash Maurya mengatakan bahwa dapat kita peroleh dari pengamatan kepada apa yang dilakukan oleh pelanggan. Kemudian kita catat 1 hingga 3 masalah terbesar yang harus diselesaikan. Hal tersebutlah yang merupakan permasalahan dari bisnis kita.
Masalah utama pelanggan dari hasil interview yang diperoleh adalah kualitas daging yang kurang baik, rasa makanan yang kurang memuaskan dan makanan menjadi cepat dingin.
Unique Value Proposition Canvas
Unique Value Proposition (UVP) adalah perbedaan/keunikan yang bernilai positif dan kompetitif yang dimiliki oleh usaha kita, dan tidak dimiliki/jarang dimiliki oleh usaha yang lain. Untuk mempermudah pembuatan UVP ini maka dibuatlah Value Proposition Canvas. Value Proposition Canvas mempunyai 2 bagian yang digambarkan dalam lingkaran yaitu customer profile yang merupakan penggambaran kondisi pelanggan saat ini terhadap produk yang akan kita buat. Dan berbentuk kotak, tentang bagaimana produk kita akan menjawab keinginan pelanggan dengan produk kita. Dengan perbandingan ini, maka diharapkan apa yang ditawarkan perusahaan sesuai (fit) terhadap apa yang dibutuhkan pelanggan.
Unique Value Proposition Canvas terdiri dari products and services, gain creators dan pain relievers. Berikut Value Proposition Mapping dari Smoked Well.
Key Metrics
Menurut Maurya (2012) key metrics adalah bagaimana kita bisa mengukur dengan tepat hal-hal yang menggambarkan kemajuan bisnis kita dan merupakan titik penting dalam siklus pertambahan pelanggan kita.
Unfair Advantage
Maurva (2012) bahwa ini adalah bagian tersulit dari pengisian Lean Canvas. Karena ini adalah sesuatu yang sulit ditiru dan tidak bisa dibeli. Jadi merupakan keunggulan dari produk kita.
Bagian Keuangan
Cost Structure dan Revenue Stream, merupakan 2 bagian terbawah dari Lean Canvas kita. Cost Structure adalah bagaimana kita memisahkan antara startup cost, variable cost, dan fixed cost. Sebisa mungkin biaya kita masukan ke bagian variable sehingga tidak memberatkan keuangan startup. Sementara revenue stream pada intinya adalah memancing bagaimana agar startup dapat berkreasi se-kreatif mungkin mengenai kemungkinan pemasukan yang dapat diciptakan dari bisnisnya.
Berikut pengisian blok lean canvas nya.