Ibnu Abbas ra berkata, “Orang yang sempurna akalnya tentu akan lebih memilih tujuh perkara daripada tujuh perkara lainnya, yaitu:
- Lebih memilih fakir daripada kaya;
- Lebih memilih hina daripada congkak;
- Lebih memilih rendah hati daripada sombong;
- Lebih memilih lapar daripada kenyang;
- Lebih memilih duka daripada senang;
- Lebih memilih rendah hati daripada tinggi hati;
- Lebih memilih kematian daripada kehidupan.”
Dalam menjelaskan hal tersebut, Syekh Nawawi al-Bantani menjelaskan dengan hadits-hadits yang menerangkan poin demi poin hal di atas.
Rasulullah SAW bersabda, “Kefakiran itu buruk di mata manusia, namun indah di mata Allah.” (HR. ad-Dailami)
Rasulullah SAW bersabda, “Wahai orang-orang fakir, persembahkan keikhlasan dari hati kalian kepada Allah, niscaya kefakiran kalian akan berpahala. Namun, jika tidak, kalian tidak akan beruntung.”
Rasulullah SAW bersabda, “Seorang mukmin yang bergaul dengan banyak orang, lalu dia bersabar terhadap perilaku buruk mereka, lebih utama daripada mukmin yang tidak bergaul dengan banyak orang dan tidak bersabar terhadap perilaku buruk mereka.” (HR. al-Bukhari dan Ahmad)
Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang rendah hati karena Allah, niscaya Dia akan mengangkat derajatnya. Siapa yang bersifat angkuh maka Allah akan merendahkan derajatnya.” (HR. Abu asy-Syaikh)
Rasulullah SAW bersabda, “Seseorang yang tinggi hati dan berjalan dengan sombong, pasti akan menemui Allah dan Dia dalam keadaan murka terhadapnya.” (HR. al-Bukhari, Ahmad dan al-Hakim)
Rasulullah SAW bersabda, “Apabila seseorang sedikit makannya, niscaya Allah akan mengisi hatinya dengan cahaya.” (HR. ad-Dailami)
Rasulullah SAW bersabda, “Orang yang paling dicintai oleh Allah di antara kalian adalah yang paling sedikit makannya dan lebih ringan badannya.”
Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya, di antara sifat berlebih-lebihan adalah engkau memakan setiap apa yang engkau inginkan.” (HR. Ibnu Majah)
Rasulullah SAW bersabda, “Hendaklah kalian bersedih karena bersedih itu merupakan kunci hati.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, bersedih yang bagaimana?” Beliau menjawab, “Buatlah diri kalian dalam keadaan lapar dan dahaga (puasa).” (HR. at-Tabrani)
Rasulullah SAW bersabda, Sesungguhnya tawadhu dengan merendah diri merupakan etika yang mulia dalam majelis.” (HR. at-Tabrani)
Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang meninggikan dirinya di dunia maka Allah akan menghinakannya di Hari Akhirat. Siapa yang tawadhu di dunia karena Allah maka kelak pada hari Kiamat Allah akan mengutus seorang malaikat yang akan mengeluarkannya dari kerumunan manusia seraya berkata, “Wahai hamba Allah yang shaleh, Allah telah berfirman kepadaku bahwa sesungguhnya engkau termasuk golongan orang yang tidak akan merasa takut dan tidak pula merasa sedih.” (HR. Ibnu ‘Asakir)
Dikutip dari kitab Nashaihul ‘Ibad karya Syekh Nawawi al-Bantani.