Sharing Session Agenda Program Konsorsium Epistemologi Islam Lintas Perguruan Tinggi

“Merancang Model Pengembangan Riset dan Kajian Integrasi Ilmu Berbasis Epistemologi Islam di Perguruan Tinggi”

Universitas Al-Azhar Indonesia bersama dengan lima perguruan tinggi Islam lainnya yakni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Universitas Yarsi, Universitas Islam Indonesia (UII), UIN Sunan kalijaga, dan Universitas Ahmad Dahlan (UAD), dua tahun lalu tepatnya tanggal 8 Oktober 2018 sepakat membentuk Konsorsium Epistemologi Islam Lintas Perguruan Tinggi. Konsorsium ini dibentuk sebagai wadah kerjasama lintas perguruan tinggi untuk mewujudkan  integrasi ilmu melalui  pencarian  titik temu pesan wahyu Al-Qur’an dengan temuan saintifik teori ilmu pengetahuan modern di berbagai bidang dan disiplin ilmu pengetahuan yang berbasiskan epistemologi Islam.

Dalam rangka keberlangsungan program Kerjasama konsorsium ini, Universitas Al-Azhar Indonesia beserta perguruan tinggi anggota konsorsium lainnya menyelenggarakan sharing session dalam rangka berbagi pengalaman terkait pelaksanaan program kurikuler integrasi ilmu berbasis epistemologi Islam, riset integrasi, dan kajian dan pertemuan ilmiah serta publikasi terkait program integrasi pada Rabu, 29 September 2021 dengan mengundang Prof. Dr. Rd. Mulyadhi Kartanegara ( Guru Besar Filsafat Islam dan Tasawwuf UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) sebagai pemateri dan pemantik diskusi, acara ini dihadiri oleh Rektor dan perwakilan dari setiap anggota konsorsium dan juga pimpinan dari perguruan tinggi yang akan bergabung menjadi anggota konsorsium Epistemologi Islam Lintas Perguruan Tinggi, dimana dengan melihat banyaknya antusias dari para pimpinan / Rektor perguruan tinggi Islam lain untuk bergabung, konsorisum ini perlu diperluas keanggotannya

Acara dibuka dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an Surat Ali Imran ayat 190 – 191 oleh Sdr. Umar, S.Kom., MH., dilanjutkan dengan sambutan Rektor UAI Prof. Dr. Ir. Asep Saefuddin, M.Sc., dan sekaligus membuka acara, dalam sambutannya beliau menyampaikan ucapan terimakasih kepada seluruh pimpinan dan perwakilan perguruan tinggi anggota konsorsium yang telah hadir dan bergabung, Prof. Dr. Rd. Mulyadhi Kartanegara sebagai pemateri, serta Dr. Ahmad H Lubis perwakilan pimpinan YPIA, dan juga Dr. Habib Chirzin dari IIIT yang menurut beliau merupakan salah seorang tokoh yang sangat peduli terhadap pengembangan keilmuan dengan basis keislaman.

Beliau juga menyampaikan bahwa pengintegrasian ilmu pengetahuan berbasiskan nilai-nilai Islam perlu ditangani secara bersama-sama dengan keunikan masing-masing perguruan tinggi yang diyakini memiliki kekhasan untuk menjadikan Islam sebagai ruh dari segala sisi kehidupan, yang dilandasi dengan basis keimanan , ketakwaan dan keislaman agar menjadi Islam yang rahmatan lil alamin dan juga agar Ilmu Pengetahuan tidak menjadi berbahaya (destruktif terhadap dunia), beliau juga menyampaiakan laporan kegiatan/program integrasi ilmu di UAI dan juga menyampaiakn harapannya agar kegiatan ini dapat menjadi pencerahan sekaligus cara dalam membangun kekuatan Islam yang hakiki.

Acara dilanjutkan dengan pemaparan dari Pemantik diskusi Prof. Dr. Rd. Mulyadhi Kartanegara dengan judul materi 6 reason why the integration of knowledge is necessary”, yang menjelaskan bahwa dikotomi ilmu pengetahuan kedalam ilmu agama bukan fenomena yang baru, dalam Islam sendiri hal ini bukanlah suatu fenomena baru, seperti yang terlihat dari pemikiran-pemikiran tokoh Islam (Al-Ghazālī dan Ibn Khaldūn) tentang pemilahan-pemilahan antara  ilmu-ilmu rasional dengan ilmu-ilmuu agama dan yang harus dpelajari dari pemikiran tokoh tersebut adalah bahwa mereka tidak menolak status ilmiah dari kedua divisi ilmu tersebut dan mengakui validitasnya. Sehingga walaupun ada dua perbedaan sifat dasar ilmu tersebut tidak sama sekali menolak status keilmuan dari keduanya.

Selanjutnya beliau menjabarkan 6 Alasan mengapa integrasi ilmu pengetahuan dibutuhkan beserta problem yang ada didalamnya :

1. Scientific Status Of Religious And Secular Sciences 

  • Ada anggapan bahwa muatan agama hanya terdapat pada ilmu-ilmu agama saja, dalam tradisi ilmiah Islam, natural science sangat sarat dengan nilai-nilai Islam.
  • Dalam pandangan Islam, natural phenomena dan Al-Qur’an keduanya merupakan ayat-ayat Allah, problem yang timbul adalah Kita masih membaca Al- Qur’an  sebagai ayat Allah namun para ilmuwan terkadang tidak membaca natural phenomena sebagai sign of god.

2. The Validity of Sources;

  • Masalah yang muncul adalah ketidaksesuaian sumber antara ilmu agama dan ilmu pengetahuan sekuler, para pendukung ilmu-ilmu agama menganggap hanya ‘sumber ilahi’ yang valid dalam menjelaskan kebenaran, bagi mereka, satu-satunya sumber otoritatif untuk mencapai Kebenaran adalah Kitab Suci (Al-Qur’ān) dan hadis Nabi.

3. Issue of the Objects of Knowledge;

  • Terdapat problem terkait objek ilmu pengetahuan, dalam Islam dipercaya ada objek fisik dan non fisik, namun dalam ilmu pengetahuan modern ada peolakan terhadap objek non fisik atau “gaib”, sehingga terjadi  pemilahan antara objek yang mengakibatkan perbedaan dalam dua sistem ilmu pengetahuan dimana para ilmuwan muslim Islam menganggap bahwa metafisik adalah induk dari Ilmu Pengetahuan sedangkan Ilmu Pengetahuan barat menganggap physics adalah ilmu pengetahuan yang harus diikuti oleh disiplin ilmu yang lain apabila mau disebut ilmiah.

4. The Classifications of Knowledge

  • Penekanan ilmu pengetahuan modern yang fokus terhadap physical-empirical mengakibatkan kecenderungan yang kuat untuk fokus hanya pada ilmu-ilmu physics dan cabang-cabangnya dan mengesampingkan cabang-cabang ilmu non-fisik.
  • Akibat dari penekanan yang bersifat fisik material ada pengabaian terhadap etika dan agama.

5. The Issue of Scientific Methods

  • Isu dalam scientific method adalah adanya penekanan pada physical-empirical menyebabkan satu-satunya metode yang dianggap ilmiah oleh barat adalah metode observasi, kekuasaan Tuhan dengan objek anorganik, seperti batu atau planet, dan yang organik, seperti tumbuhan dan hewan telah dihilangkan.

6. Integration of Human Experiences

  • Kesulitan untuk mengintegrasikan pengalaman manusia, yaitu sensorik, intelektual dan intuitif atau spiritual, sebagai pengalaman manusia yang sah dan nyata.

Untuk itu beliau menyampaikan bahwa hendaknya riset-riset yang akan dilakukan harus fokus terhadap 6 alasan dan problem tersebut.

Acara dilanjutkan dengan sesi diskusi dan tanya jawab, pada  sesi ini antusiasme peserta sangat tinggi dalam memberikan pertanyaan dan juga tanggapannya.

Acarapun dilanjutkan dengan kegiatan selanjutnya yaitu Sharing Session dari anggota konsorsium dipandu oleh Prof. Dr. Nurhayati Djamas, M.A., M.Si, Ka PKSNIK UAI, diawali dengan Dr. Muhammad Habib Chirzin, M.A.,  yang menyampaikan bagaimana Kontribusi dan dukungan IIIT dalam mengembangkan program integrasi berbasis epistemologi Islam di perguruan tinggi dengan melakukan berbagai kajian, penerbitan buku terkait integrasi ilmu dengan beberapa perguruan tinggi Islam di Indonesia dan beberpa program lainnya terkait integrasi ilmu bebrasis epistemologi Islam termasuk salah satunya mengadakan International Conference on Islamic Epistemology dengan UAI setiap tahunnya. 

Kemudian dilanjutkan dengan Lesson Learned dari masing-masing perwakilan anggota konsorisum yang hadir untuk menjelaskan program apa saja yang dilakukan dalam upaya pengintegrasian Islam dan ilmu pengtahuan juga untuk  menggali dan saling berbagi pengalaman dan permasalahan yang dihadapi masing-masing perguruan tinggi dalam pelaksanaan program kurikuler, program riset, kajian, seminar serta publikasi di masing-masing Perguruan Tinggi Anggota diantaranya :

  1. Perwakilan Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta Sdr. Rheyza Virgiawan, Lc., ME selaku Kepala Divisi Perkuliahan Terpadu DLA UII;
  2. Perwakilan UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta Sdr. Achmad Zainal Arifin, M.A., M.Ag., Ph.D.  selaku Kepala Pusat Penelitian dan Penerbitan / LPPM
  3. Perwakilan Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta, Drs. H. Anhar Ansyory, M.S.I., Ph.D., selaku  Kepala Lembaga Pengembangan Studi Islam (LPSI)  UAD.
  4. Perwakilan Universitas YARSI, Jakarta, Dr. dr. Endy M. Astiwara, MA, AAAIJ, CPLHI, ACS, FIIS, CRGP.,  selaku Wakil Rektor V (Bidang Ruhul Islam)
  5. Perwakilan Universitas Islam Al-Azhar, Jakarta, Prof. Dr. Nurhayati Djamas, M.A., M.Si, selaku Kepala PKSNIK UAI.

Acara dilanjutkan dengan tiga agenda berikutnya yakni:

  1. Laporan Sekretaris Umum Koordinatoriat Konsorsium Epistemologi Islam Lintas Perguruan Tinggi oleh Dr. rer. nat Yunus Effendi, S.Pd., M.Si., M.Sc, selama masa jabatannya periode 2019-2021
  2. Pemilihan Sekretaris Umum Koordinatoriat Konsorsium Epistemologi Islam Lintas Perguruan Tinggi Periode 2021 – 2023 sebagai penanggung jawab dalam mengembangkan komunikasi dan koordinasi program dengan masing-masing Unit Penanggung Jawab Program integrasi di masing-masing Perguruan Tinggi anggota Konsorsium yang disepakati bersama adalah Sdr. Rheyza Virgiawan, Lc., ME, selaku Kepala Divisi Perkuliahan Terpadu DLA UII yang akan didampingi oleh Dr H. Nur Kholis, S.Ag, SEI, M.Sh.Ec Wakil Dekan I FIAI UII.
  3. Pengumuman keanggotaan Baru Konsorsium Epistemologi Islam Lintas Perguruan Tinggi :
  1. UIN Raden Fatah, Palembang
  2. Universitas Muhammadiyah Jakarta
  3. Universitas Islam As-Syafi’iyah, Jakarta
  4. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa , Banten

Sehingga untuk agenda kedepan perlu disiapkan rancangan MOU Perluasan keanggotaan konsorsium lintas perguruan tinggi epistemologi Islam.

Kegiatan ini diakhiri dengan sesi foto Bersama dan ditutup dengan membaca do’a kafaratul majlis

Semoga dengan adanya kegiatan ini dapat terjalin Kerjasama antar perguruan tinggi Islam baik di Indonesia bahkan dengan perguruan tinggi di Luar Negeri untuk bisa mengembangkan dan memperkaya pemahaman kita semua tentang integrasi ilmu berbasiskan epistemologi Islam.