Prof. Dr. Ir. Asep Saefuddin, M.Sc
Puji syukur kepada Allah atas segala limpahan karunia-Nya kepada kita semua, semoga kita senantiasa dalam perlindungan Allah
dan tetap istiqamah menjaga diri dan keluarga kita dari wabah dengan menerapkan 5M.
Alhamdulillah, kembali hadir di tengah kita edisi kesepuluh e-buletin al-Bayan. Pada edisi kesepuluh ini, kita disuguhkan tulisan yang menarik dari saudara Fokky Fuad Wasitaatmadja berjudul “Metafisika dan Nalar Kosmologi”. Saudara Fokky dengan ringan mengantarkan pembaca ke alam filsafat Barat dan Filsafat Timur. Dunia Barat yang penuh rasionalitas memandang metafisika sebagai sesuatu yang tidak dapat dinalar. Sementara Filsafat Timur dengan kearifannya melihat adanya kekuatan Adi Kodrati dibalik semua yang tampak. Menurutnya nalar kosmologi manusia di dunia Timur lebih utuh berkaitan dengan sesuatu yang tidak tampak.
Inilah yang membedakan nalar kosmologi manusia di dunia Timur, bahwa segenap kehendak bukan saja ditentukan oleh ruang kebebasan rasional mutlak, melainkan juga harus didukung oleh gerak kerja institusi yang melengkapi tubuh agar menjadi utuh.
Dari kajian enterprising, Saudara Yoedo Shambodo, menyumbangkan tulisan yang menggugah berjudul “Memahami Komunikasi Bisnis Islam” yang mengulas tentang kiat-kiat komunikasi yang Islami. Penulis menyebutkan dan menjelaskan enam jenis model komunikasi Islami yakni, qaulan sadida, qaulan baligha, qaulan ma’rufa, qaulan karima, qaulan layyina, dan qaulan maysura .
Selanjutnya dari kajian Budaya Korporat dan Nilai-nilai Islami, tulisan kali ini berjudul “al-Mutakabbir: Yang Memiliki Kebesaran”. Tulisan ini mengulas tentang salah satu Asma ul Husna yang dimiliki Allah. Saudara Ridhwan berusaha mengangkat tema dalam upaya menjelaskan bahwa kesombongan hanyalah milik Allah semata. Selaras dengan core values UAI bahwa, civitas akademika UAI harus bersikap humility atau rendah hati, dan respect (saling menghormati).
Edisi kali ini ditutup dengan kolom Zawiyah yang berisikan refleksi kehidupan. Refleksi berjudul “Menyikapi Pujian” yang ditulis oleh saudara Abdullah Hakam Shah. Kita dibawa meneladani bagaimana mensikapi pujian yang terkadang justru menjadi ujian untuk kita agar tidak menjadi sombong. Wassalaam
Jakarta, Nopember 2021 Prof. Dr. Ir. Asep Saefuddin, M.Sc.