Puasa dan Kesehatan Mental

Adiza Camilla, Khansa Nadhifah D. P., Nadiva Salsabila N., Salsabila Mutiara A.

Puasa merupakan salah satu ibadah yang wajib dilakukan oleh umat Islam, dilakukan dengan menahan diri dari segala sesuatu yang diantaranya seperti menahan rasa lapar, rasa haus, sampai segala perbuatan yang buruk maupun hal-hal yang dapat membatalkan puasa tersebut. (Nugroho, 2019). Puasa dalam bahasa Arab yakni ‘Shaum’ dan ‘Shiyam’ yang diartikan sebagai ‘imsak’ atau menahan. Kata Shaum dalam al-Qur’an memiliki makna lebih umum dibandingkan Shaum yang sering diartikan sebagai makna khusus untuk berpuasa dengan menahan makan serta minum. (Mustinda, 2021).

Ibadah puasa memiliki tujuan membuat diri individu menjadi pribadi yang bertaqwa. Taqwa yaitu meyakini akan Allah SWT, dan maksud dari pribadi bertaqwa ini ialah orang-orang yang melaksanakan perintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya. Tujuan dari berpuasa ini dapat kita pahami dari QS. al-Baqarah [2]: 183 yang menjelaskan kewajiban untuk berpuasa agar menjadi orang yang bertaqwa. “Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa”. (QS. al-Baqarah [2]: 183).

Di samping meraih ketaqwaan ada berbagai macam tujuan lain berpuasa, seperti: introspeksi diri, meninggikan derajat, menghapus dosa, memperbanyak sedekah, menahan diri, dan tujuan-tujuan lain. (Prabandari, 2020).

Hikmah Diturunkannya Syariat Puasa

Setiap perintah Allah SWT dan apa yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW memiliki hikmah dan manfaat yang dapat diperoleh oleh manusia. Bukan hanya sebagai bentuk ibadah kepada Allah, namun juga dapat dirasakan manfaatnya bagi yang menjalankannya dengan ikhlas dan berlapang dada, termasuk ketika menjalankan ibadah puasa. Hikmah yang diraih setiap orang pun akan berbeda-beda, namun dalam menjalankannya ada beberapa hal yang kita rasakan bersama. Hal ini disampaikan dalam hadis sebagai berikut :

Artinya: “Setiap amal anak Adam akan dilipat gandakan, satu kebaikan menjadi sepuluh hingga tujuh ratus kebaikan sekehendak Allah, Allah berfirman, “Kecuali puasa, puasa adalah untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya, ia tinggalkan makan dan minumnya karena Aku.

Berikut beberapa hikmah yang akan kita dapatkan dari orang yang menjalankan puasa:

  1. Membersihkan hati, hati akan menjadi sibuk memikirkan hal-hal baik dan sibuk mengingat Allah. Apabila seseorang terlalu tersibukkan dengan kesenangan duniawi dan terbuai dengan makanan yang dia lahap, hati pun akan menjadi lalai dari memikirkan hal-hal yang baik dan lalai dari mengingat Allah. Oleh karena itu, apabila hati tidak tersibukkan dengan kesenangan duniawi, juga tidak disibukkan dengan makan dan minum ketika berpuasa, hati pun akan bercahaya, akan semakin lembut, hati pun tidak mengeras dan akan semakin mudah untuk tafakkur (merenung) serta berdzikir pada Allah.
  2. Menjaga kesehatan, salah satu manfaat dari berpuasa untuk tubuh yaitu untuk kesehatan tubuh agar lebih terjaga dan dapat melakukan detoksifikasi atau pengeluaran racun dalam tubuh.
  3. Membiasakan istiqomah dalam beribadah, banyak jenis puasa seperti puasa wajib dan sunnah, jika dilakukan terus menerus maka hal ini akan menambah istiqomah kita dalam beribadah dan melaksanakan perintah-perintah Allah lainnya.
  4. Meningkatkan nilai sosial, menghidupkan dan memperkuat nilai-nilai hidup sosial dengan saling berbagi dan mengasihi sesama umat muslim lainnya seperti memberi makan orang yang berpuasa, memberi infaq dll, maka puasa akan meningkatkan nilai sosial pada individu tersebut. (Nashori, 2019)

Puasa dan Kesehatan Mental

Kesehatan mental adalah suatu kondisi dimana seseorang merasakan kesejahteraan yang disadari oleh individu itu sendiri, yang di dalamnya terdapat kemampuan untuk mengelola stres yang dihadapi, agar dapat bekerja secara produktif dan menghasilkan, serta ikut serta dalam komunitasnya. (WHO, 2001).

Kesehatan mental menurut Daradjat (1991), yaitu terwujudnya suatu keharmonisan yang sungguh-sungguh antar fungsi-fungsi jiwa serta mempunyai kesanggupan untuk menghadapi masalah-masalah yang terjadi dan bisa merasakan suatu kebahagiaan yang positif dan kemampuan atas dirinya sendiri.

Menurut Pieper dan Uden (2006), kesehatan mental adalah suatu kondisi dimana seseorang tidak mengalami suatu rasa bersalah terhadap dirinya sendiri, dapat menerima kekurangan di dalam dirinya, memiliki perkiraan yang realitas terhadap dirinya sendiri, memiliki kepuasan dalam kehidupan sosial yang dialaminya, dan memiliki kebahagiaan dalam hidupnya.

Dalam ibadah puasa, setiap muslim diperintahkan untuk meninggalkan berbagai syahwat, makanan dan minuman. Itu semua dilakukan karena Allah. Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda,

Artinya: “Puasa bukanlah hanya menahan makan dan minum saja. Akan tetapi, puasa adalah dengan menahan diri dari perkataan lagwu dan rafats. Apabila ada seseorang yang mencelamu atau berbuat usil padamu, katakanlah padanya, “Aku sedang puasa, aku sedang puasa”.” (HR. Ibnu Majah dan Hakim).

Lagwu adalah perkataan sia-sia dan semisalnya yang tidak berfaedah. Sedangkan rafats adalah istilah untuk setiap hal yang diinginkan laki-laki pada wanita atau dapat pula bermakna kata-kata kotor. Bagi kesehatan fisik salah satu manfaat puasa adalah dapat meningkatkan kadar keton dalam tubuh. Keton adalah senyawa yang dihasilkan dan digunakan oleh tubuh sebagai sumber energi. Puasa juga bermanfaat bagi kesehatan mental, berikut beberapa kaitan antara puasa dengan kesehatan mental:

  1. Membuat otak berpikir lebih jernih, saat berpuasa jumlah racun yang ada dalam darah dan sistem limpa akan menurun, energi yang biasanya digunakan untuk mencerna makanan juga teralihkan. Proses ini kerap disebut dengan detoksifikasi, ketika tubuh mengalami detoksifikasi otak akan mulai memperoleh akses ke aliran darah yang lebih bersih sehingga dapat bekerja dengan lebih maksimal.
  2. Dapat lebih mengendalikan diri, rasa kenyang karena banyak makan dan minum, kepuasan ketika berhubungan suami istri, itu semua biasanya akan membuat seseorang lupa diri, kufur terhadap nikmat, dan menjadi lalai. Sehingga dengan berpuasa, diri pun akan lebih dapat dikendalikan.
  3. Mengurangi cemas dan depresi, sebuah penelitian menunjukkan bahwa puasa dapat memperbaiki sensitivitas insulin yang berfungsi untuk mencegah naiknya gula darah. Kadar gula darah berpengaruh pada kerja hippocampus yang kemudian juga mempengaruhi mood, kemampuan belajar dan memori seseorang. Puasa juga melepaskan endorfin lebih banyak di otak yang membuat seseorang bahagia.
  4. Meningkatkan rasa simpati, orang yang berkecukupan akan semakin tahu bahwa dirinya telah diberikan nikmat begitu banyak dibanding orang-orang fakir, miskin dan yatim piatu yang sering merasakan rasa lapar. Dilansir dari Psychology Today, simpati adalah salah satu perasaan peduli terhadap orang lain sehingga membuat orang lain merasa lebih baik atau bahagia. Dengan menjalankan ibadah puasa akan membuat seseorang lebih mudah untuk berbagi pada orang lain.
  5. Memperbaiki dan menstabilkan mood, pada sebuah penelitian tentang puasa yang bersifat terapi ditemukan bahwa efek dari puasa serupa dengan efek yang dihasilkan oleh obat anti-inflamasi. Ketika berpuasa kerja tubuh akan lebih teratur, yang artinya hormon-hormon yang dihasilkan berbagai organ berada pada kadar yang seharusnya.
  6. Mencegah kepikunan, sebuah studi menunjukkan bahwa puasa dapat memperbaiki fungsi dan struktur otak jika dilakukan secara rutin. Puasa juga dapat meredakan peradangan atau inflamasi, yang artinya dapat mencegah terjadinya gangguan saraf akibat penuaan.

Demikian puasa ditinjau dari sudut pandang psikologi. Ternyata puasa dapat berdampak positif baik terhadap kesehatan lahir maupun terhadap kesehatan mental seseorang. Semoga dengan hadirnya bulan Ramadhan tahun ini, kita dapat meningkatkan kesehatan mental kita. []

DAFTAR PUSTAKA

Nugroho, R. A. (2019, May 01). Pengertian Puasa Ramadhan, Syarat, Rukun, Hingga Hikmah Puasa Ramadhan. Retrieved from https://www.liputan6.com/ramadan/read/3954514/pengertian-puasa-ramadhan-syarat-rukun-hingga-hikmah-puasa-ramadhan

Mustinda, L. (2021, April 01). Arti Puasa Menurut Istilah, Bahasa dan Keutamaannya. Retrieved from https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5516873/arti-puasa-menurut-istilah-bahasa-dan-keutamaannya

Prabandari, A. I. (2020, April 14). 3 Tujuan Puasa Ramadan dan Manfaatnya yang Perlu Diketahui. Retrieved from https://www.merdeka.com/jateng/3-tujuan-puasa-ramadan-dan-manfaatnya-yang-perlu-diketahui-kln.html

Nashori, F. (2019, May 07). 7 MANFAAT PUASA DALAM TINJAUAN PSIKOLOGI. Retrieved from https://fpscs.uii.ac.id/blog/2019/05/07/7-manfaat-puasa-dalam-tinjauan-psikologi/