Syaikh Al-‘Izz bin Abdus Salam
Allah SWT. Berfirman
وَوَصَّىٰ بِهَآ إِبْرَٰهِـۧمُ بَنِيهِ وَيَعْقُوبُ يَـٰبَنِىَّ إِنَّ ٱللَّهَ ٱصْطَفَىٰ لَكُمُ ٱلدِّينَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
“Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya’qub (Ibrahim berkata): “Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam”. (QS. al-Baqarah [2]: 132)
“Dan Ibrahim menjadikan kalimat tauhid itu kalimat yang kekal pada keturunannya supaya mereka kembali kepada kalimat tauhid itu” (QS. az-Zukhruf [43]: 28)
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasihat-menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran.” (QS. al-Asr [103]: 1-3)
Saling memberi nasihat dalam kebaikan adalah sarana untuk bisa melakukannya. Sementara keutamaannya diperoleh dari apa yang akan dicapai. Wasiat agar menetapi Islam adalah sebaik-baik nasihat. Memberi nasihat dengan kesabaran berbeda tingkatannya sesuai dengan tingkat kesabarannya. Memberi nasihat dengan kasih sayang juga berbeda sesuai dengan orang yang dikasihi, dilihat dari beratnya kemiskinan, kebutuhan yang sangat mendesak, dan lain sebagainya. []
Dikutip dari kitab Syajaratul Ma’arif